
Jenis Rig Bor dan Pemilihannya dalam Investigasi Geoteknik
Rig bor adalah peralatan penting dalam pekerjaan investigasi geoteknik, eksplorasi mineral, maupun konstruksi. Pemilihan rig bor yang tepat akan menentukan kualitas data, efisiensi waktu, biaya proyek, serta keselamatan kerja di lapangan.
1. Pengertian Rig Bor dalam Investigasi Geoteknik
Rig bor adalah mesin pengeboran yang digunakan untuk menembus tanah atau batuan dengan tujuan memperoleh informasi geoteknik. Data ini sangat penting dalam perencanaan pondasi, jembatan, bendungan, maupun eksplorasi sumber daya alam.
2. Jenis-Jenis Rig Bor dan Karakteristiknya
Terdapat beberapa jenis rig bor yang umum digunakan, antara lain:
Hand Boring / Portable Rig → untuk investigasi dangkal.
Auger Rig (Bor Putar Kering) → cocok di tanah kohesif.
Rotary Drilling Rig (Spindle / Jacro) → bisa mencapai >100 m.
Percussion Rig → efektif pada batuan keras.
Coring Rig (Diamond Core Drilling) → menghasilkan sampel batuan utuh.
Sonic Drilling Rig → cepat dan minim gangguan sampel.
Baca juga artikel terkait : Rig Jacro Drilling Geoteknik di Sulawesi – Solusi Efisien untuk Eksplorasi & Pengeboran
3. Kelebihan dan Keterbatasan Setiap Rig
Hand Boring → murah, praktis, tapi hanya <10 m.
Auger Rig → cepat di tanah lempung, tapi tidak efektif pada pasir jenuh air.
Rotary Rig → fleksibel, tapi butuh lumpur bor.
Percussion Rig → kuat di batuan, tapi proses lambat.
Coring Rig → detail, tapi mahal.
Sonic Rig → teknologi canggih, namun biaya sangat tinggi.
4. Aplikasi Rig Bor di Lapangan
Rig bor digunakan sesuai kondisi dan kebutuhan proyek:
Geoteknik: investigasi pondasi gedung, jembatan, bandara.
Eksplorasi: pencarian mineral atau batubara.
Lingkungan: investigasi tanah terkontaminasi & remediasi.
Konstruksi: pengeboran untuk pondasi dalam.
5. Kesimpulan: Rig Bor yang Tepat untuk Proyek Geoteknik
Pemilihan rig bor yang sesuai akan memengaruhi keberhasilan investigasi tanah maupun batuan. Hand boring & auger cocok untuk investigasi dangkal, rotary drilling rig ideal untuk kedalaman menengah hingga dalam, coring rig untuk batuan keras, sedangkan sonic drilling rig dipilih bila dibutuhkan kecepatan dan kualitas sampel terbaik.

Pengertian Standard Penetration Test (SPT)
Standard Penetration Test (SPT) adalah metode uji tanah paling populer dalam investigasi geoteknik. Pengujian ini dilakukan di lapangan dengan memukul split-spoon sampler ke dalam tanah menggunakan palu standar seberat 63,5 kg yang dijatuhkan dari ketinggian 76 cm.
Melalui Standard Penetration Test, insinyur dapat menilai kepadatan tanah non-kohesif (pasir, kerikil), konsistensi tanah kohesif (lempung, lanau), serta memperoleh data penting untuk perencanaan pondasi. Standar uji ini diatur dalam ASTM D1586
Tujuan dan Manfaat Pengujian SPT
Beberapa manfaat utama dari pelaksanaan SPT di lapangan, antara lain:
Menentukan kekuatan relatif tanah.
Mendapatkan parameter teknis (kohesi, sudut geser dalam, modulus elastisitas).
Mengidentifikasi kedalaman tanah keras atau batuan dasar.
Menyediakan data untuk desain pondasi dangkal maupun tiang pancang.
Mendukung klasifikasi stratigrafi tanah.
Menganalisis risiko geoteknik seperti likuifaksi dan settlement.
Menjadi input analisis stabilitas lereng serta evaluasi seismik.
(Lihat juga referensi terkait pada artikel Cone Penetration Test (CPT)).
Prosedur Pelaksanaan SPT (ASTM D1586)
Tahapan pengujian SPT meliputi:
1. Pengeboran awal
Lubang bor dibuat dengan metode wash boring atau rotary drilling.
2. Pemasangan sampler
Split-spoon sampler dipasang di ujung drill rod.
3. Pengujian penetrasi
Palu standar 63,5 kg dijatuhkan dari ketinggian 76 cm.
Penetrasi total 45 cm dibagi menjadi 3 tahap:
15 cm pertama → tidak dihitung (membersihkan tanah longgar).
30 cm berikutnya → dihitung jumlah pukulan (nilai N-SPT).
Contoh perhitungan nilai N-SPT:
N₁ = 4 (tidak dihitung), N₂ = 7, N₃ = 8 → N-SPT = 7 + 8 = 15
4. Pengambilan sampel tanah
Sampel ditarik, dimasukkan ke wadah kedap udara, lalu dikirim ke laboratorium untuk analisis.
Baca juga artikel terkait : Wet Drilling VS Dry Drilling
Peralatan SPT
Beberapa peralatan utama yang digunakan pada SPT adalah:
Palu jatuh otomatis (Automatic Trip Hammer, 63,5 kg).
Split-spoon sampler (Ø luar ±50,8 mm, panjang ±457 mm).
Drill rod (tipe A atau NW).
Mesin bor (wash boring / rotary drilling).
Katrol dan sistem penggerek.
Meteran pengukur kedalaman.
Kontainer sampel dan label identifikasi.
Aplikasi Data SPT dalam Geoteknik
Data hasil SPT dimanfaatkan dalam berbagai analisis geoteknik, seperti:
Perencanaan pondasi dangkal dan tiang pancang.
Analisis stabilitas lereng.
Evaluasi potensi likuifaksi.
Perhitungan daya dukung tanah.
Klasifikasi tanah (USCS / AASHTO).
Untuk pemahaman lebih lanjut, Anda juga dapat membaca tentang Geotechnical Investigation.
Kesimpulan
Standard Penetration Test (SPT) adalah metode uji tanah yang sederhana, ekonomis, dan banyak digunakan dalam investigasi geoteknik. Nilai N-SPT yang dihasilkan menjadi acuan penting untuk desain pondasi, analisis stabilitas tanah, hingga evaluasi risiko geoteknik seperti likuifaksi dan settlement. Dengan mengikuti standar ASTM D1586, hasil uji ini dapat menjadi dasar perencanaan konstruksi yang aman dan efisien.