Apa Itu Cone Penetration Test (CPT)?
Cone Penetration Test (CPT) adalah metode investigasi tanah in-situ yang digunakan untuk menentukan sifat-sifat mekanik tanah tanpa perlu mengambil sampel tanah. Dalam pengujian ini, sebuah konus baja didorong ke dalam tanah dengan kecepatan konstan, dan diukur tahanan ujung (tip resistance), tahanan gesek selimut (sleeve friction), serta tekanan pori (jika digunakan piezocone/CPTu).
Tujuan Cone Penetration Test (CPT)
Tujuan utama dari Cone Penetration Test adalah untuk:
- Mengetahui karakteristik lapisan tanah secara vertikal.
- Menentukan parameter geoteknik tanah seperti:
- Kekuatan geser (shear strength)
- Kepadatan relatif (relative density)
- Konsistensi tanah lempung
- Koefisien tekanan pori
- Menyusun profil tanah bawah permukaan.
- Menentukan kedalaman lapisan tanah keras atau tanah yang bisa dijadikan pondasi.
- Sebagai data input untuk analisis pondasi, stabilitas lereng, dan desain geoteknik lainnya.
Cara Pengetesan Cone Penetration Test (CPT)
Berikut ini adalah tahapan pelaksanaan Cone Penetration Test (CPT) secara lengkap, mulai dari pemasangan angkur hingga saat pengetesan di lapangan:
- Mobilisasi dan Persiapan Alat
- Alat CPT biasanya berupa CPT rig (kendaraan berat atau portable) yang dilengkapi sistem hidrolik pendorong vertikal.
- Lokasi tes diratakan dan dibersihkan agar stabil saat tes dilakukan.
- Cek semua peralatan: konus, batang dorong, sensor, sistem akuisisi data, dan alat pengukur tekanan pori (jika CPTu).
2. Pemasangan Angkur (Anchor)
Tujuan: Memberikan tahanan terhadap gaya dorong vertikal agar alat tidak terangkat saat penetrasi.
Langkah-langkah:
- Lokasi pengeboran angkur ditentukan di sekitar posisi CPT rig (biasanya 4 titik di sudut alat).
- Dilakukan pemboran manual atau mesin ke dalam tanah (tergantung jenis tanah).
- Pipa atau batang angkur ditanam ke kedalaman tertentu (1.5–3 meter atau lebih) untuk memberikan daya tahan terhadap gaya dorong ke bawah.
- Angkur dikencangkan atau ditarik agar rig stabil dan tidak bergerak saat penetrasi dimulai.
3. Kalibrasi dan Pemasangan Konus
- Pasang cone penetrometer (biasanya konus dengan sudut 60° dan luas ujung 10 cm²) ke sistem batang dorong.
- Lakukan kalibrasi alat jika diperlukan.
- Pastikan konus dalam posisi tegak lurus dengan permukaan tanah.

4. Pelaksanaan Penetrasi (Pengujian)
Konus mulai didorong secara vertikal dan kontinu ke dalam tanah menggunakan sistem hidraulik dengan kecepatan dorong konstan, biasanya 20 mm/detik sesuai standar seperti ASTM D5778. Selama proses penetrasi, sensor secara otomatis mengukur dan mencatat parameter tahanan ujung (qc), gesekan selimut (fs), dan tekanan pori (u) — khusus untuk metode CPTu. Pengukuran dilakukan setiap interval kedalaman tertentu, umumnya setiap 2 cm. Penetrasi dilanjutkan hingga mencapai kedalaman yang direncanakan, menembus tanah keras (ditandai dengan nilai qc sangat tinggi), atau ketika alat tidak lagi mampu menembus lapisan tanah.
5. Penarikan dan Dokumentasi
Setelah pengujian selesai, batang dan konus ditarik kembali dengan hati-hati. Data hasil pengukuran kemudian dicetak dalam bentuk log CPT berupa grafik tahanan ujung (qc), gesekan selimut (fs), dan tekanan pori (u) terhadap kedalaman. Data ini digunakan untuk interpretasi jenis tanah, misalnya dengan menggunakan Robertson chart, serta untuk menilai kekuatan dan konsistensi tanah yang selanjutnya menjadi dasar dalam perencanaan dan desain pondasi.

Cone Penetration Test (CPT) adalah metode investigasi tanah in-situ yang efisien untuk memperoleh data parameter teknis seperti tahanan ujung, gesekan selimut, dan tekanan pori tanpa mengambil sampel tanah. Keakuratan hasil sangat dipengaruhi oleh kalibrasi sensor dan kondisi lapangan. CPT dapat dilakukan secara statik (paling umum) maupun dinamik sesuai kebutuhan lokasi. Terdapat beberapa varian CPT, yaitu CPT standar (qc dan fs), CPTu (dengan pengukuran tekanan pori), dan SCPT (dengan sensor getaran untuk mengukur kecepatan gelombang geser), yang masing-masing digunakan sesuai tujuan analisis geoteknik.