Standard Penetration Test (SPT) untuk Drilling Geoteknik di Sulawesi | Analisis Tanah & Fondasi

Proses Standard Penetration Test (SPT) untuk drilling geoteknik di Sulawesi dengan split-spoon sampler

Pengertian Standard Penetration Test (SPT)

Standard Penetration Test (SPT) adalah metode uji tanah paling populer dalam investigasi geoteknik. Pengujian ini dilakukan di lapangan dengan memukul split-spoon sampler ke dalam tanah menggunakan palu standar seberat 63,5 kg yang dijatuhkan dari ketinggian 76 cm.

Melalui Standard Penetration Test, insinyur dapat menilai kepadatan tanah non-kohesif (pasir, kerikil), konsistensi tanah kohesif (lempung, lanau), serta memperoleh data penting untuk perencanaan pondasi. Standar uji ini diatur dalam ASTM D1586

Tujuan dan Manfaat Pengujian SPT

Beberapa manfaat utama dari pelaksanaan SPT di lapangan, antara lain:

  • Menentukan kekuatan relatif tanah.

  • Mendapatkan parameter teknis (kohesi, sudut geser dalam, modulus elastisitas).

  • Mengidentifikasi kedalaman tanah keras atau batuan dasar.

  • Menyediakan data untuk desain pondasi dangkal maupun tiang pancang.

  • Mendukung klasifikasi stratigrafi tanah.

  • Menganalisis risiko geoteknik seperti likuifaksi dan settlement.

  • Menjadi input analisis stabilitas lereng serta evaluasi seismik.

(Lihat juga referensi terkait pada artikel Cone Penetration Test (CPT)).

Prosedur Pelaksanaan SPT (ASTM D1586)

Tahapan pengujian SPT meliputi:

1. Pengeboran awal

Lubang bor dibuat dengan metode wash boring atau rotary drilling.

2. Pemasangan sampler

Split-spoon sampler dipasang di ujung drill rod.

3. Pengujian penetrasi

  • Palu standar 63,5 kg dijatuhkan dari ketinggian 76 cm.

  • Penetrasi total 45 cm dibagi menjadi 3 tahap:

    • 15 cm pertama → tidak dihitung (membersihkan tanah longgar).

    • 30 cm berikutnya → dihitung jumlah pukulan (nilai N-SPT).

Contoh perhitungan nilai N-SPT:
N₁ = 4 (tidak dihitung), N₂ = 7, N₃ = 8 → N-SPT = 7 + 8 = 15

4. Pengambilan sampel tanah

Sampel ditarik, dimasukkan ke wadah kedap udara, lalu dikirim ke laboratorium untuk analisis.

Baca juga artikel terkait : Wet Drilling VS Dry Drilling

Peralatan SPT

Beberapa peralatan utama yang digunakan pada SPT adalah:

  • Palu jatuh otomatis (Automatic Trip Hammer, 63,5 kg).

  • Split-spoon sampler (Ø luar ±50,8 mm, panjang ±457 mm).

  • Drill rod (tipe A atau NW).

  • Mesin bor (wash boring / rotary drilling).

  • Katrol dan sistem penggerek.

  • Meteran pengukur kedalaman.

  • Kontainer sampel dan label identifikasi.

Aplikasi Data SPT dalam Geoteknik

Data hasil SPT dimanfaatkan dalam berbagai analisis geoteknik, seperti:

  • Perencanaan pondasi dangkal dan tiang pancang.

  • Analisis stabilitas lereng.

  • Evaluasi potensi likuifaksi.

  • Perhitungan daya dukung tanah.

  • Klasifikasi tanah (USCS / AASHTO).

Untuk pemahaman lebih lanjut, Anda juga dapat membaca tentang Geotechnical Investigation.

Kesimpulan

Standard Penetration Test (SPT) adalah metode uji tanah yang sederhana, ekonomis, dan banyak digunakan dalam investigasi geoteknik. Nilai N-SPT yang dihasilkan menjadi acuan penting untuk desain pondasi, analisis stabilitas tanah, hingga evaluasi risiko geoteknik seperti likuifaksi dan settlement. Dengan mengikuti standar ASTM D1586, hasil uji ini dapat menjadi dasar perencanaan konstruksi yang aman dan efisien.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top